Suatu hari
ketika seorang ibu sedang berjuang melahirkan seorang bayinya, disaat itu pula
bayi tersebut kehilangan sosok ibundanya. Pada saat itu waktu menunjukkan
tanggal 12 bulan 05 tahun 1998 yang telah mampu membuat seorang terlahir dan
seseorang pergi untuk selamanya, beberapa hari setelah kejadian tersebut
terjadi ada seorang laki-laki datang kerumah duka yyang mempunyai tujuan
mengingingkan anak tersebut untukk menjadi anaknya dengan cara diangkat anak,
setelah berbincang-bincang dengan keluarga duka suatu kesepakatan pun dibuat
mereka setuju jika anak tersebut diangkat anak oleh laki-laki tersebut.
Singkat
cerita...(9tahun berlangsung)
Aku telah
berumur 9 tahun aku duduk dibangku kelas 4 SD, ketika itulah aku mengetahui
rahasia yang telah orang tuaku tutupi selama ini namun aku mengetahui akan hal
ini tidak melalui orang tuaku sendiri melainkan dari mulut orang lain, pada
saat itu aku sedang jalan kaki digang rumah ada seorang tetangga yang tidak
sengaja bicara.
“Tut, kamu itu bukan anak kandung
dari orang tuamu yang selama ini telah merawatmu,, kamu itu cuman anak angkat
yang sangan terpaksa diangkat karna kamu itu telah merebut nyawa ibumu
sendiri”.Kata tetangga tersebut.
“Ya allah, ibu sama bapak tutut yang
sekarang itu ya orang tua tutut kandung”.Jawab anak tersebut.
Tutut pun
pulang sambil menangis ,sesampainya dia dirumah ia langsung menanyakan hal
tersebut kepada orang tuanya.
“Tutut anak kandung, bapak ?”.Tanya
tutut kepada ayahnya.
“Kenapa kamu bertanya seperti itu?”.Jawab
ayahnya.
“Bapak sama ibu gak usah bohong,
lebih baik tutut tahu sekarang dari pada tutut harus tahu kebenarannya besok
atau kapan”. Jawab tutut (sambil menangis) .
“Iya, memang kamu itu bukan anak kandung
bapak sama ibu, tapi bapak sama ibu selalu menganggap kamu sebagai anak bapak
sama ibu sendiri, apa arti status anak kandung kalau semua itu hanya status
belaka.” Jawab ayah.
“Bapak, boleh gak seandainya tutut
tahu cerita tutut yang sebenarnya”.Pinta tutut kepada ayahnya.
“Dulu saat
ibu kandung kamu sedang mengandung kamu beliau sempat bicara “JIKA SAYA
MELAHIRKAN ANAK PEREMPUAN LAGI, LEBIH BAIK SAYA RELAKAN NYAWA SAYA UNTUK ANAKKU
KELAK” saat waktu kelahiran,ternyata yang lahir seorang bayi perempuan, pada
saat mengandung kamu pun ibu kamu sudah dalam keadaan yang tidak stabil yang
seharusnya beliau tidak diperkenankan lagi untuk mengandung karena kedaan
rahimnya sagat lemah namun beliau sangat bersihkeras untuk mempertahankan
keadaan bayinya dengan harapan yang lahir seorang bayi laki-laki dengan keadaan
kaki yang sangat bengkak badan yang sangat lemas tensi darah yang terus menurus
tidak stabil dan pada saat tiba hari dimana harus melahirkan bayinya beliau
harus berjuang sekuat tenaganya beliau harus memilih antara beliau yang selamat
atau bayinya yang diselamatkan dalam keadaan kritis beliau sempat berpesan pada
kamu “tegarlah nak dengan semua masalah yang akan kamu hadapi kelak nanti saat
kamu dewasa” dan tidak lama kemudian kamu lahir dengan tangisan yang lembut dan
bebrapa menit kemudian keadaan beliau sangat kritis dan pada saat kamu selesai
dibersihkan dan pada saat kamu ingin di berikan kepada beliau dan pada saat itu
pula beliau pergi untuk selamanya meninggalkan kamu”
Sekarang aku
telah berumur 13 tahun aku sudah duduk dibangku kelas 1 SMP.
Selama 13
tahun itu pula aku tidak pernah mengetahui siapa nama ibu kandungku, Dimana
rumah abadi ibu, mungkin bagi mereka terlalu dini jika aku harus mengenalnya
saat ini , aku hanya dapat menunggu, sekitar 2 tahun kemudian saat aku berada
dikela 3 SMP dan pada saat itu pula ujian nasional akan berlangsung dan pada
sore harinya aku memohon pada ayahku agar dia berkenan untuk memberitahukan
dimana keberadaan makam ibu saat ini, saat itu hujan sangat deras namun aku gak
pernah terlintas difikiranku untuk kembali kerumah lagi, adzan maghrib pun
terdengar dan itu aku sedang duduk didepan rumah yang indah yang dimilikki oleh
ibu.
Penderitaanku
gak cukup sampai disitu disisi lain aku sangat merindukan ibu ku yang telah
pergi tapi disisi lain lagi aku harus mampu menghargai posisi ibu angkatku saat
ini, dia yang telah rela merawatku setelah kepergian ibuku, mungkin jasanya gak akan pernah aku lupa
mungkin semua pengorbanannya gak akan pernah terhitung oleh jangka waktu, aku
mengagumi dia dengan semua kerja kerasnya, mungkin kalian beranggap kalu
kehidupanku baik-baik saja tetapi yang aku rasa saat ini hanyalah tekanan
tekanan dan selalu tekanan, cobaan yang silih berganti aku coba untuk hadapi samapi
puncak titik balik kehidupan, terlalu sabar aku untuk menunggu terlalu lugu aku
untuk tak memiinta, kesalahan yang aku lakukan satu kali mungkin bagi mereka
adalah kesalahan untuk seumur hidupku saat amarah datang mengapa mereka harus
beruca kata yang tak selayaknya diucapkan oleh seorang pemimpin, mereka selalu
beranggapan bahwa aku tak mampu untuk hidup mandiri.
Aku hanyalah
seorang anak kecil yang telah kehilangan ibundanya sejak aku dilahirkan mungkin
sebutan yang pantas untuk aku hanya “pembunuh” karna aku telah tega merebut
nyawa seorang bidadari surga yang telah berkenan mengandungku, dia rela
mempertaruhkan nyawanya saat melahirkanku, aku saat ini hidup dengan
bayang-banyang rasa penyesalan yang mungkin gak akan pernah bisa hilang sampai
kapanpun, aku tak pernah meminta semua cerita ini ada aku juga tak pernah ingin
aku berada didunia yang selalu membuatku menyerah, bukan cacian dan hinaan mereka
yang membuatku menyerah namun rasa bersalahku lah yang membuatku ingin
menyerah, terlalu sering aku mendapatkan hinaan, terlalu lama aku bersabar
untuk tak menangis, namun apa yang kini aku dapatkan hanya lah remehan yang gak
pernah menganggapku ada, sekarang aku sudah mau 16 tahun tak pernah engkau
menemuiku mungkin terlalu benci kau padaku karna aku lah yang meyebabkan kau
kehilangan seluruh kasih sayang yang selama ini engkau dapatkan, akan kah ada
anak lain yang bernasib sama denganku, aku mencoba selalu tersenyum dimata
kalian aku selalu mencoba tegar dan kuat dihadapan kalian , andai kalian tahu
,aku terlalu rapuh dengan semua ini, air mataku tak mungkin lagi kuteteskan,
saat ini aku hanya mampu menangis dalam kesendirian dan mencoba berteriak dalam
kesunyian ...